Cinta secara umum mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang sama.
Pertama adalah banyak mengingat (pada yang dicintai). Sebagaimana syair lagu di atas, hatinya selalu teringat dan terkenang kepada yang dicintai. Di mana-mana pun pokoknya ingat deh. Apabila suatu saat secara tiba-tiba disebutkan nama yang kita cintai, maka hati kita tersentak. Hati kita deg-deg sir,"Ada apa ini." Demikian pula bila kita mendapatkan surat dari yang kita cintai. Maka bagi seorang mukmin karena kecintaan kepada Allah adalah yang tertinggi, bila disebut namaNya, gemetarlah hatinya dan jika dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah imannya. (QS Al Anfal ayat2).
Tanda yang kedua adalah takjub dan kagum (kepada yang dicintai). Kalau sudah cinta katanya hidung pesek jadi mancung. Atau bahkan tahi kambing dirasa coklat, ucap seorang penyanyi.. Karena begitu kagumnya kepada yang dicintai. Bagi cinta yang dilandasi syahwat, kekaguman nya bersifat sementara dan tidak membekas dalam hati, karena manusia mempunyai rasa selalu tidak puas. Maka tepatlah petunjuk Rasulullah SAW, bila mencari istri, pilihlah karena agamanya sebagai prioritas utama, bukan cantiknya, bukan kayanya, bukan kebangsawanannya.
Kekaguman karena iman akan memberikan hal yang berbeda, ia akan membekas dalam hati. Apalagi kekaguman akan kebesaran dan kekuasaan Allah.
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami,tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali Imran ayat 191).
Yang ketiga dan keempat adalah ridlo (rela) dan pengorbanan. Seorang mu'min karena cintanya yang sangat kepada Allah, ia akan rela mengorbankan segalanya demi mencapai keridloan Sang Pemberi cinta, Allah SWT. Kalau cinta syahwati, keridloannya pun bersifat untuk memenuhi hawa nafsunya saja. Karena jabatan mau saja menyembah-nyembah atasan. Karena ridlo dengan si dia sampai-sampai mengorbankan kehormatannya. Atau SPP amblas, sehingga orang tua yang kalang kabut.
Kecintaan kepada sesuatu dengan tanda-tandanya di atas akan melahirkan rasa takut dan harap serta suatu ketaatan. Ini merupakan hal yang wajar dan logis. Karena mencintainya, kita takut kehilangan, atau kawatir cinta kita diterima apa nggak. Dan kita mengharapkan selalu dekat dengan yang kita cintai. Otomatis supaya kekawatiran kita tidak terjadi dan harapan kita terpenuhi, kita taat kepada yang kita cintai.
Jika dibilang,"Kalau cinta, traktir dong..." kemudian ia mentraktir dengan
uang SPP nya, maka ini adalah salah satu bentuk ketaatan. Tentu saja
bentuk pengorbanannya adalah uang SPP. Demikian pula bila diajak nonton film di
bioskop, padahal yang ngajak itu orang lain, kemudian mau, juga merupakan
ketaatan. Ketaatan yang salah. Ketaatan yang sesat.
Kecintaan yang haq (yang berlandaskan iman) akan melahirkan ketakutan,
pengharapan dan ketaatan hanya kepadaNya. Meskipun memiliki tanda-tanda
yang
sama, tetap saja antara cinta imani dan cinta syahwati adalah bertolak
belakang. Karena yang satu haq dan yang lain bathil.
No comments:
Post a Comment